
- CAMAT BENER HADIRI LAKMUD IPNU IPPNU BENER
- MONITORING DANA TRANSFER TAHAP I TAHUN 2025 DESA BLEBER
- MONITORING DANA TRANSFER TAHAP I TAHUN 2025 DESA KALIWADER
- MONEV DANA TRANSFER TAHAP I TAHUN 2025 DESA KETOSARI
- MONITORING DANA TRANSFER TAHAP I TAHUN 2025 DESA PEKACANGAN
- CAMAT BENER MELEPAS KEBERANGKATAN CALON JAMAAH UMROH
- PUNDI PUNDI EMAS DARI KOPI PEKACANGAN
- DOLAN DESA CAMAT BENER DI DESA MEDONO KUNJUNGI PRODUK UNGGULAN KOPI CEMENG
- 145 ARMADA RAMAIKAN PAWAI TAK ARUF TAHUN BARU ISLAM 1447 H KECAMATAN BENER
- CAMAT BENER PIMPIN MONITORING PELUNASAN PBB P2 DESA BENOWO
OLAHAN ARANG KEDUNG AGUNG TETAP EKSIS DITENGAH DERASNYA GELOMBANG MODERNISASI DAN KEMAJUAN TEKNOLOGI
ARANG KEDUNG AGUNG

Bener. Kemajuan teknologi dan modernisasi telah memaksa dan membentuk perilaku manusia dalam melaksanakan hidupnya. Model gaya hidup natural, alami, dan sederhana secara perlahan telah banyak ditinggalkan masyarakat kita. Nyaris tak ada ruang bagi pecinta model hidup tradisional di negeri ini. Hal itu terjadi bersamaan gencarnya pemerintah mempromosikan program industrialisasi pada dekade 80 yang lalu. Kebijakan itulah yang tampaknya banyak mewarnai kehidupan masyarakat kita saat ini. Hal itu semakin diperkuat dengan ada era globalisasi informasi yang nyaris tanpa batas saat ini.
Adalah Subhan warga Dusun Kedung Agung Desa Ketosari Kecamatan Bener Kabupaten Purworejo Jawa Tengah, hingga saat ini masih setia menekuni usaha olahan areng yang dikerjakannya sejak 20 tahun yang lalu. Dengan berbekal keyakinan dan ketekunannya itu subhan 50 tahun masih dapat memasarkan areng hasil olahannya kepada pelanggannya yang tersebar di kota Wonosobo, Semarang, Temanggung, Magelang, Kebumen, Wonosobo, dan tentunya Purworejo.
Rata rata 10 ton areng olahan Subhan dipasarkan dari Kedung Agung Ketosari kecamatan Bener. Dirinya tidak mengira areng olahannya masih diminati masyarakat. Seblumnya areng olahannya ini juga gunakan oleh industri olahan makanan di beberapa tempat, namun akhir-akhir ini industri olahan makanan tersebut sudah banyak yang tutup, sehingga pengguna bahan bakar areng saat ini hanya sebagian kecil pedagang nasi goreng, pecel lele, sate dan warung angkringan. Namun demikian dirinya tetap bersyukur usahanya ini masih berjalan cukup untuk menyambung hidup, demikian subhan mengisahkan usahanya tersebut.
Pengolah areng satu-satunya di Kecamatan Bener ini masih sangat mencintai usaha olahan arengnya dan memiliki segudang keinginan untuk mengembangkan usahanya itu. Belum terlintas dibenaknya untuk mengganti usaha yang lain. . Saat ini dirinya menginginkan memiliki bangunan rumah olahan yang lebih permanen serta dapur masak areng yang terbuat dari besi cor untuk lebih meningkatkan kualitas olahan arengnya itu. Selain itu juga menginginakan dapat mengolah arang briket, agar limbah areng yang dihasilkan dapat tetap di olah dan dimanfaatkan untuk menambah penghasilan (nur.07)