
- MONITORING DANA TRANSFER TAHAP I TAHUN 2025 DESA BLEBER
- MONITORING DANA TRANSFER TAHAP I TAHUN 2025 DESA KALIWADER
- MONEV DANA TRANSFER TAHAP I TAHUN 2025 DESA KETOSARI
- MONITORING DANA TRANSFER TAHAP I TAHUN 2025 DESA PEKACANGAN
- CAMAT BENER MELEPAS KEBERANGKATAN CALON JAMAAH UMROH
- PUNDI PUNDI EMAS DARI KOPI PEKACANGAN
- DOLAN DESA CAMAT BENER DI DESA MEDONO KUNJUNGI PRODUK UNGGULAN KOPI CEMENG
- 145 ARMADA RAMAIKAN PAWAI TAK ARUF TAHUN BARU ISLAM 1447 H KECAMATAN BENER
- CAMAT BENER PIMPIN MONITORING PELUNASAN PBB P2 DESA BENOWO
- MONEV DANA TRANSFER TAHAP 1 TAHUN 2025 DESA SUKOWUWUH
UPAYA ATASI KEKERINGAN, PEMERINTAH DESA LEGETAN BANGUN PAMSIMAS
Pembangunan Pamsimas Desa Legetan

Keterangan Gambar : PELAKSANAAN PEMBANGUNAN PAMSIMAS
Dampak kekeringan yang terjadi di musim kemarau ini terus meluas. Desa legetan Kecamatan Bener berupaya mengatasi permasalahan tersebut. Selain melakukan droping air, pembangunan Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) sudah dimulai.
Dana yang dibutuhkan untuk pembangunan sebesar Rp. 516.567.400,- terdiri dari APBN sebesar Rp. 298.500.000,-, dari keswadayaan berupa uang tunai direkening KKM (Kelompok Keswadayaan Masyarakat) sebesar Rp.18.900.000,- disebut (Incash) , dari keswadayaan masyarakat berupa bahan material dan tenaga kerja sebesar Rp. 128.847.400,- disebut (In-Kind) dan pendampingan dana dari APBDes yang dianjurkan dari peraturan Pamsimas minimal sebersar 10% dari total anggaran namun desa legetan menganggarkan lebih dari target yaitu sebesar Rp. 74.320.000,- . Pamsimas ini diharapkan mampu membantu masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan air. Mengingat selama ini jika musim kemarau masyarakat desa menggunakan sisa air dalam penampungan, atau sungai.
Pamsimas dalam mengatasi permasalahan air minum dan sanitasi di wilayah perdesaan menggunakan pendekatan berbasis masyarakat. Program ini telah membantu penduduk Indonesia untuk memiliki akses ke sarana air minum aman dan sanitasi layak di desa. Di wilayah-wilayah dimana Pamsimas diterapkan, banyak desa yang telah mencapai status bebas buang air sembarangan (Stop BABS) dan melaksanakan program cuci tangan pakai sabun (CTPS). Seiring perubahan perilaku hidup bersih dan sehat ini, masyarakat desa kini dapat menikmati perbaikan kesehatan, peningkatan produktivitas, serta standar hidup layak. ( Akr 87 )